Reversal

Jarum jam dinding menunjukkan pukul sebelas tepat kala jemariku membalikkan halaman terakhir majalah Forbes. Kuletakkan ia ke atas meja, lalu bersandar manja di atas bantal beludru kesayangan yang lembut dan nyaman.

Akhir-akhir ini cuaca terik dan panas. Matahari seolah berada hanya beberapa meter di atas ubun-ubun. Isu global warming kembali menjadi topik terpopuler warganet yang demen mengeluh sana-sini.

Seketika, aku jadi khawatir pada Kate, peliharaanku yang sudah menemaniku selama setahun ini. Jangan-jangan dia pergi bermain dengan peliharaan tetangga sebelah? Padahal dia belum kuberi makan dan ini sudah waktunya bagi Kate untuk santap siang.

Namun, aku terlampau malas untuk bangkit dari bantalku yang lembut hanya demi berkeliling mencarinya. Biarkan saja, batinku. Mungkin dia belum lapar. Dia akan pulang ketika perutnya keroncongan. Kuputuskan untuk kembali memejamkan mata, menjemput lelap.

Aku baru terbangun kala gendang telingaku menangkap suara pintu berderit. Dugaanku mengatakan bahwa itu Kate. Peliharaanku sudah datang. Akan kuomeli dia, bahwa bermain tak ingat waktu adalah kebiasaan yang buruk.

MEONG MEONG MEONG MEONG!” bentakku, membuatnya terlonjak dan terduduk di hadapanku.

“Maaf, tadi aku keasyikan main sama Chichi,” jawabnya memelas.

Meong meong meong meong!”

“Iya, janji, besok nggak bakal lupa waktu lagi.”

Dengan kesal, aku bangkit dari pembaringanku, lalu melompat turun dari sofa. Kuraih piring dan mengisinya dengan nasi serta lauk-pauk yang sudah tersedia.

Meong meong, meong meong meong…” Kusodorkan piring itu ke hadapannya.

“Iya, makasih, ya,” ujarnya, sembari tersenyum, dan mulai menyantap makan siangnya.

Iklan

Satu respons untuk “Reversal

Tinggalkan Balasan

Please log in using one of these methods to post your comment:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s