hidup saya adalah kopi ... kepahitan mencuat menjadi jeruji ...
anak-anak mencintai gula-gula sampai gua merekah di gigi pun tidak apa ...
lupa rasa gula-gula
... tuhan beku dalam saku celana para pandita ... sebentar lagi Ia pecah dan bilah dan bilang, "panas lebih baik bagimu, Pendusta!" ...
tuhan telah beku
ada satu masa di mana denting hilang ... riuh menjauh, tenggelam dan hampir karam ...
[Sebuah Lirik] Balada Hening
dari pintu yang memalang, coba-coba kakiku melintang, menyentuh langit yang bersembahyang, bintang-bintang terbang, angin terbuang ...
Dari Pintu yang Memalang
diam-diam berdarah telapak tanganku lantaran hilang arah, alam sibuk mengupas bawang merah, aku harus sigap mengipasi mata yang mulai marah ...
Dapur Mengutuk, Diam-diam
di saat semua orang senang menjadi pahatan-pahatan batu, kau beriku pancaran vitalitas itu ...
Kecup Tanganmu: Bekal Menuju Padam
langit dan malam yang murka hanya pantulan semata dari hati tuan yang sudah muak bersabda ...
Pesta Ganjil
burung-burung terbang rendah menjatuhkan duka di atas atap rumah tetangga ...
terbangnya burung-burung
dadamu yang merongga lima adalah muara, air mata dari segala mata air ...
lima mata air
kala itu, banyak dedaunan hijau berjatuhan mereka asing akan petang ...
musim gugur
kita bicara tanpa kata hanya ada getar getir lewat tatap mata ...
lalu
satu dari seribu, aku membayar kata apa pasal dia istimewa? ...
belum
perempuan mengunyah jengkal demi jengkal jalur napasnya ...
m e l o m p o n g
mari,
kugiring kau berkalih
dunia pasti 'kan menjumpai pulih
lewat racikan yang bersama kita pilih
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.