Rancang situs seperti ini dengan WordPress.com
Ayo mulai

... tuhan beku dalam saku celana para pandita ... sebentar lagi Ia pecah dan bilah dan bilang, "panas lebih baik bagimu, Pendusta!" ...

Day 15 – Gerimis

KOTA KITA ADALAH kota mati. Di lorong-lorong yang gulita kutemui seonggokan sampah dari almari memorimu. Mereka yang dulunya sering kautimang sayang, kini usang usai kautendang buang.

Petang ini duka memang sedang senang bertandang, menyambangi halaman rumah kita yang baru saja berbenah dari suka. Rumput-rumput liar di pagar meringis miris, merunduk tunduk, beri jalan bagi kehilangan. Demi Agustus, masih mengendap wangi sitrus, masih menetap warna pirus. Sementara bendera-bendera yang kemarin bertengger di puncak, diturunkan separuh tiang. Kebitannya adalah lambaian, langgam perpisahan bagi... Continue Reading →

siapa menabur kopi di angkasa? hingga kelam arang telah berdikara, aroma manis menyentil daksa ...

Buat situs web atau blog di WordPress.com

Atas ↑