Masih Ada Bulan?

Prompt: Terlambat Menyapa

Aku kenal ia yang selalu merekam kehidupan di muka bumi ini, sedari awal terbentuknya hingga detik ketika kamu membaca tulisan ini. Kamu sebut ia, ‘Matahari.’ Kelak kamu akan tahu bahwa ia dan aku adalah saudara serumpun yang berbeda takhta, dan di antara kami tersulam suatu relasi rumit: kami tidak pernah terlihat bersama.

Bukan berarti aku dan teman-temanku yang lain membencinya, akan tetapi matahari lah yang terlalu digdaya. Kami akan kalah bila melawannya, sebab kami hanyalah penghias angkasa malam, sedangkan ia adalah rajanya kehidupan. Ia bahkan disembah sebagai dewa di berbagai belahan dunia.

Matahari tahu bahwa kemunculannya di muka bumi adalah pertanda kehidupan. Dan pemujaan terhadapnya membikin matahari menjadi angkuh.

“Sinar kalian tidak akan cukup untuk membasmiku,” katanya sembari tertawa-tawa di suatu siang yang terik.

Kami yang kala itu terabaikan oleh penduduk bumi karena tersembunyi di balik langit benderang hanya mampu mencibir. Memang sombong sekali Matahari itu. Padahal masalahnya bukan karena kami kalah, tetapi karena jarak kami yang lebih jauh dari muka bumi.

Selain kami, ada satu lagi yang selalu dijadikan obyek hinaannya, yakni Bulan.

“Tanpaku, kamu itu apa? Kamu itu cuma bongkahan batu tidak berharga, yang tidak akan terlihat dari bumi!”

Suatu malam, kami berembuk karena sudah terlalu jengkel. Kala itu Matahari sedang asyik-asyiknya di tempat lain sehingga kami bisa leluasa membahas rencana pembalasan dendam.

“Bumi, kami mohon bantu kami.”

“Satu kali saja! Tolonglah!”

Awalnya, Bumi enggan karena semua itu akan berdampak pada ekosistimnya. Tetapi setelah dibujuk rayu, akhirnya ia luluh juga.

“Baik. Satu hari saja, ya.”

Maka, malam itu, Bumi mengikat dirinya selama satu hari pada posisi yang sama. Matahari yang sudah bersiap-siap untuk menyapa dunia bingung, mengapa Bumi rasanya lama sekali berputar?

Dan masyarakat bumi menjadi heboh oleh fenomena langka: rembulan masih kukuh ketika jam dinding meranjaki angka sepuluh. Dan di belahan lainnya, terjadi kebakaran parah.

Iklan

Tinggalkan Balasan

Please log in using one of these methods to post your comment:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s