Rancang situs seperti ini dengan WordPress.com
Ayo mulai

Akhir

"Aku tidak pernah mati, tidak seorang pun. Tapi aku pernah melewati dermaga di mana orang-orang yang kausebut mati. Di dermaga itulah, kusaksikan, kita sebenarnya tidak memiliki akhir."

Sintas

Kala itu kulupa bahwa dunia selalu memberlakukan inversi. Bumi ini justru berjalan melalui perputaran. Tiada satu pun yang bertahan selamanya di puncak. Sebab tidak sampai dua tahun sejak pembicaraan itu, apa yang kutampik malah menampar hidupku sekaligus.

Bodoh

"Semua orang bodoh. Orang bodoh yang mengatai bodoh pada seseorang bodoh yang mengkritik orang bodoh. Terlalu sibuk mengulik kebodohan di luar sampai luput dari kebodohan di dalamnya. Tak menyadari bahwa ketidaksadaran akan kebodohan itu nyatanya kebodohan sendiri."

Reinkarnasi

Keesokan harinya, nama Deviana menjadi topik terpanas yang diobrolkan di grup roleplay-nya. Inti semua beritanya demikian: Deviana si Calon Presiden, ternyata adalah Amalia, Belina, dan Chandrina.

Day 20 – Hygge

ADA TUMPAH BADAI yang ricuh di luaran, tapi kita asyik berpeluk. Jari-jemari terpaut, senyum-senyum terkembang, dan sepotong lagu ceria ditembangkan anak-anak. Sesekali kau goyangkan tubuh ikuti irama. Lalu gelak tawa pecah membahana.

Day 19 – Kuyang

NU TAK PERCAYA mitos. Namun, semua berubah saat bayinya nyaris meninggal, sehari usai perjumpaannya dengan kuyang. Banyak kuyang.

Day 18 – Risak

SEJAK KETAHUAN MERUNDUNG Alpha di masa lalu, Beta kehilangan kedamaian hidup. Ujaran kebencian tetangga menghujaninya tanpa ampun.

Day 14 – Senyum

INFO PENTING! Sudah Saatnya Kita Kembalikan Senyum ke Muka Bumi! Fakta: Nenek Moyang Kita Dahulu Murah Senyum! Apa Itu Senyum?

Day 13 – Selamat

DI DALAM PERUT Surti ada bom waktu. Semuanya akan terbongkar, cepat atau lambat. Jadi, daripada segalanya terlambat, ia kumpulkan ayah dan ibunya sambil menangis tersengguk-sengguk.

Tukar

Kedua perempuan dengan nasib berbeda lantas dipermainkan tangan takdir segera setelah mereka menyeberangi dunia.

Teduh dalam Jarak

Sekalipun tidak ada satu pun yang nyata dalam hidup ini, Ga-eul masih bisa merasakan lezatnya tteokbokki, hangatnya pelukan Yoo-ra, lembutnya es krim stroberi yang lumer di lidah, dan empuknya kasur dan selimut asrama.

Buat situs web atau blog di WordPress.com

Atas ↑